Agar Ilmu Bermanfaat

Biasanya ilmu didapat di sebuah majlis ilmu. Majlis ilmu adalah sebuah majlis di gunakan untuk mencari ilmu agar bisa beramal dengan benar dan puncaknya adalah mendapakan ridho Allah SWT. Rasulullah SAW telah menyebut banyak hadits berkenaan dengan kemulyaan majlis ilmu.Pernah beliau menyebut majlis ilmu sebagi taman surga, jalan menuju surga, tempat malaikat melebarkan sayapnya tanda kerelaan kepada yang hadir di majlis tersebut, tempat Allah menurunkan rahmat dan pengampunaNya dan masih banyak sanjungan Rasulullah SAW akan kemulyaan majlis tersebut. Itulah pendidikan dari Rasulullah SAW kepada kita agar kita memulyakan majlis ilmu.
Hanya orang yang bisa memulyakan majlis ilmu itulah orang yang mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan akan merasakan keindahan sebuah majlis ilmu dan dengan ilmunya akan semakin baik kepada sesama dan baik kepada Allah SWT. Kehadiranya di majlis ilmu akan dirasakan sebagai kehadiran yang ia rindukan dan ia nikmati.
Makna memulyakan majlis adalah menyadari dengan hati bahwa semua yang ada dimajlis adalah yang akan menghantar kita kepada kemulyaan dihadapan Allah SWT. Artinya menginsyafi tentang siapapun yang ada di tempat itu adalah tim sukses kita menuju ridho Allah SWT. Maka harus diperhatikan unsur-unsur majlis ilmu ini agar benar-benar kita bisa memulyakan majlis ilmu dan akhirnya mendapatkan ilmu yang bemanfaat.
Didalam majlis ilmu harus ada guru, murid dan ilmu yang disajikan . Memulyakan majlis ilmu adalah memulyakan semua unsur tersebut diatas. Artinya harus kita perhatikan tatakrama berikut ini.
1-tatakrama guru terhadap murid
2-tatakrama murid terhadap guru
3-tatakrama guru terhadap sesama guru
4-tatakrama murid dengan sesama murid
5-tatakrama guru dan murid terhadap ilmu
1- Tatakrama guru terhadap murid
Seorang guru yang datang kemajlis ilmu harus mempunyai tatakrama kepada murid-muridnya. Tatakram ini tidak lain kelanjutan dari ketulusan seorang guru dalam mengajar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan seorang guru berkenaan dengan tatakramanya terhadap muridnya.
a-melihat murid sebagai ladang akhiratnya
Melihat murid sebagai ladang akhirat akan melahirkan sebuah kesungguhan sang guru dalam mendidik dan tidak akan kenal putus asa, tidak akan membeda-bedakan mana yang kaya dan mana yang miskin, mana yang berpangkat dan mana yang tidak berpangkat.
Kegagalan seorang guru dalam menyampaikan ilmu yang bermanfaat adalah disaat seorang guru melihat murid sebagai ladang mencari dunia. Dunia disini bisa dalam bentuk materi atau pangkat.
Seorang guru ketika melihat murid sebagai ladang mencari dunia, yang akan di jadikan ukuran dalam melihat murid adalah keuntungan dunia. Selagi menguntungkan didunia akan diperhatikan dan jika tidak menguntungkan tidak diperhatikan. Guru semacam ini kelihatanya mengajar ilmu dan mengajak kepada kebaikan akan tetapi sebenarnya ia menyeru orang agar membawa dunianya kepadanya. Dari sinilah muncul kedengkian seorang guru dengan guru yang lainnya, hilangnya kerjasama yang baik antara guru-dengan guru yang lain dan lebih dari itu seorang guru akan mudah berputus asa didalam mengajarkan ilmunya.
b-melihat murid dengan mata kasih sayang.
Seorang guru yang tulus akan selalu melihat murid dengan mata kasih-sayang. Mata yang penuh kerinduan agar sang murid menjadi baik dan mendapatkan ridho Allah. SWT. . Seorang guru yang melihat muridnya dengan penuh kasih sayang akan selalu terlihat santun dalam mengajar, indah dalam berinteraksi dan penuh kebijakan disaat menyampaikan kebenaran dan melarang kebatilan.
Guru yang penuh kasih-sayang akan selalu koreksi diri dalam menyampaikan kebenaran dan disaat orang lain belum bisa menerima kebenaran tidak akan terburu-buru menyalahkan muridnya. Akan tetapi ia selalu melihat dirinya kenapa orang lain belum bisa menerima kebenaran yang disampaikannya?
Hal yang amat membahayakan seorang guru adalah disaat melihat murid dengan mata merendahkan, itulah kesombongan. Guru yang sombong tidak akan bisa menyampaikan ilmu yang bermanfaat
c-memberi teladan yang baik kepada murid.
Dikatakan lisanulhal afsoh min lsanilmaqol,bahwa suri tauladan dalam tingkah laku itu lebih mengena di hati dari pada omongan yang diucapkan lidah. Seorang guru yang berusaha menularkan ilmunya kepada murid harus memberi contoh yang baik kepada muridnya.Bahasa Rasulullah hal itu disebut dengan ibdak binafsik,memulai mengamalkan ilmu untuk dirinya sendiri, inilah kunci untuk membuka hati murid agar mudah menerima ilmu sang guru.

2- Tatakrama murid terhadap guru

Agar ilmu bermanfaat seorang murid harus bertatakrama kepada gurunya
Tatakrama disini adalah:
a- datang kepada guru dengan tujuan baik.
Seorang murid yang datang kepada seorang guru harus punya tujuan baik. Tujuan mendapatkan bimbingan dan ilmu dari sang guru. Tidak beruntung seorang yang datang kemajlis ilmu hanya ingin mencari kesalahan sang guru,itulah murid yang akan di jauhkan dari ilmu yang bermanfaat dan barokah.
b- melihat guru sebagai pembimbing menuju keselamatannya di akhirat.
Inilah yang menjadikan seorang murid amat menghargai seorang guru. Penghargaan inilah yang menghantarkannya untuk senantiasa serius dan bersungguh-sunguh dalam menimba ilmu dari sang guru.
c- patuh kepada nasehat guru.
Sungguh jauh dari keberhasilan jika seorang murid tidak membiasakan patuh kepada sang guru. Patuh disini tidak terbatas pada urusan ilmu saja akan tetapi segala isyarat dan anjuran yang disampailkan sang guru seorang murid sebisa mungkin mematuhinya jika dalam hal yang tidak di larang Allah SWT.

d- mengabdi kepada guru.
Pengabdian disini maknanya adalah adanya kesiapaan hati untuk mengutamakan sang guru dari kepentingan dirinya sendiri,memperhatikan kebutuhan sang guru dan berusaha untuk membahagiakan sang guru.

3- Tatakrama guru terhadap sesama guru.
Bertatakrama sesama guru adalah sebagian dari tanda ketulusan seorang guru. Guru yang belum bisa melihat guru yang lainnya sebagai guru belumlah pantas menjadi guru. Ada beberapa hal yang harus di perhatikan berkenaan dengan tatakrama ini
a-Saling membantu antara guru
Tujuan guru mengajar murid adalah agar murid tersebut mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan mendapatkan ridho Allah SWT. Seorang guru yang melihat guru yang lainnya mendidik para murid harus ada kebanggakan di hati guru tersebut serta memberi dukungan kepada guru tersebut. Diantara para guru harus membiasakan membuka pintu kesempatan guru- guru yang lain untuk maju karena kemajuan para guru sebenarnya adalah kemajuan keberhasilan dalam mendidik.
b-Tidak saling mendengki.
Inilah hal yang amat berbahaya bagi seorang guru.Sebab mendengki kepada sesama guru tidak akan muncul kecuali karena busuknya niat dihati disaat belajar dulu dan mengajar sekarang. Mengajar dan dakwah artinya mengajak kepada Allah SWT. Semakin banyak yang berjuang di jalan dakwah bagi seorang guru adalah karunia dan pertolongan dari Allah dalam berdakwah, artinya semakin ringanlah tugas seorang guru. Kedengkian sesama guru adalah paling bahanya kedengkian,yang akan jadi korban adalah murid.

4- Tatakrama murid dengan sesama murid.
Seotrang murid yang menutut ilmu dengan tulus karena Allah SWT akan tampak didalam perjalanya mencari ilmu penuh dengan tatakrama kepada sesama kawan seperjuanganya. Semua itu akan terlihat dalam hal-hal berikut ini.
a-Saling menghormati sesama murid.
Didalam mencari ilmu yang bermanfaat seorang murid tidak cukup hanya rajin menghafal dan baik kepada guru.Akan tetapi ada rahasia ketulusan yang tersembunyi di balik persahabatanya dengan teman-temannya. Yang belum bisa mengahargai temannya artinya telah tersembunyi di hatinya kesombongan dan sungguh hati yang sombong amat susah menerima ilmu yang bermanfaat.
b-Tolong menolong dalam mencapai keberhasilan.
Seorang murid yang tulus harus merasa berbangga dan bergembira jika melihat temanya berhasil. Seorang murid yang tidak menginginkan keberhasilan sahabatnya adalah murid yang menyimpan dengki di dalam hatinya. Murid yang pendengki jika menjadi ustad kelak akan menjadi ustad yang pendengki. Mereka itu bukanlah orang-orang yang akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
c-Berkhidmah kepada sahabat.
Akhlaq yang tidak baik dalam menuntut ilmu adalah murid yang gemar memerintah sahabatnya untuk urusan pribadinya . Sementara ia sendiri orang yang paling malas membatu sahabatnnya. Memperbudak sahabatnya adalah ciri orang yang tidak mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan berbarokah.
5- Tatakram guru dan murid terhadap ilmu.
Tatakrama terhadap ilmu disini adalah tatakrama yang harus di miliki seorang guru dalam menyampaikan ilmu dan yang harus di miliki seorang murid dalam mengambil ilmu.
Seorang guru dalam menyajikan ilmu harus dengan khlaq yang mulia karena ilmu adalah cahaya hidayah. Jangan sampai disaat menyampaikan ilmu di barengi dengan kata-kata kotor,jorok atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan kemulyaan ilmu dan majlis ilmu. Sungguh akan di cabut barokahnya ilmu dan majlis ilmu jika disitu terdapat kata-kata kotor atau tingkah laki guru yang tidak baik dalam menyampaikan ilmu.
Seorang murid hendaknya menjaga kemulyaan ilmu dan majlis ilmu dengan cara duduk yang baik dan beradap, menghadap kepad guru dengan baik dan menjaga dari berucap dan bertingkah laku yang tidak baik. Bahkan jika ia mendengar ilmu yang disampaikan seorang guru adalah sesuatu yang telah lama ia ketauhi atau ia dengar untuk yang keseribu kalinya,akan tetapi tatakrama seorang murid dalam mendengar adalah seperti pertama kali mendengar ilmu tersebut.

Penutup
Itulah sekelumit yang bisa kami hadirkan dalam rangka membangun diri dan masyarakat untuk menjadi hama-hamba yang berilmu manfaat untuk mendapatkan ridho Allah SWT.
Ada banyak hal lagi yang berkenakan dengan cara-cara menghormati majlis ilmu dan menggapai keberhasilan dalam menuntut ilmu. Diantaranya adalah adanya bekal yang halal,memilioh guru dengan benar, mencari teman yang benar dan cara memilih ilmu yang lebih di butuhkan yang semuanya bisa di lihat di dalan kita attibyan karangan Imam Nawawi dan kitan ta'lim muta'allim karanga Imam Zarnuji. Semoga ini semua bermanfaat untuk kami sendiri dan kaum mulimin. Wallahu a'lam bishshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukan kritik dan saran anda........ komentar saja juga ok